Desah nafas memburu megap pengap menebar bau hangat aroma tubuh
Menjelajahi daerah terlarang hutan rimbun yang gelap hitam pekat tak berbinar
Menuruni lembah mendaki gunung tegak menantang angin puting beliung meracau
Melepas lelah jiwa mengeras penat menatap biji mata membeliak tajam menyorot
Bisikan halus mencumbu menjepit menghimpit rapat dada terbuka telanjang
Menggelinjang meronta berkali-kali namun tak kudapat cerita cinta yang kucari
Merintih lirih rasakan pedih perih merayap darah mudaku yang bergejolak
Menembus lubang di bumi yang dalam melambung ke langit nikmat tertinggi
Lalu menyerah dalam kepayahan lipatan nafsu yang tiada rela mengalah menerkam
Menyemburkan panas membakar memeluk melumat bibir kotor dan tangan jahilku
Teriak jeritan merenggang nyawa tiada henti dalam kamar kosong berdebu
Di atas selembar kain tipis bidang sujudku yang sempit licin dan kecil
Mengusap air mata membasahi wajah rambut acak-acakan melemas perlahan
Fikiranku erat berbalik kadang di atas kadang di bawah berpeluh berkeringat
Bathinku bugil tanpa busana sungguh malu menghadap Mu
Bersatu berpadu bersama antara harap dan takut bercampur kental
Masih mungkinkah kuharap wangi syurga Mu
Masih mungkinkah kuharap syafaat Kekasih Mu
Masih mungkinkah kudapatkan rindu belaian sayang Mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar